Selamat pagi sahabat-sahabat Santara Tari………
Semoga senantiasa dalam lindungan-NYA
Kembali dihadirkan artikel kecil, namun punya pengaruh besar.....
Tentunya sahabat-sabahat Santara Tari selalu menjumpai saudara, teman bahkan mungkin suami atau istri dan juga orang tua sahabat-sahabat yang selalu beraktivitas. Jika kita perhatikan, setiap manusia tiada hari tanpa aktivitas. Sekecil apapun itu mereka tetap saja mempunyai aktivitas, entah itu aktivitas di tempat kerja atau di rumah. Waktu yang diberikan juga sama 24 jam dalam sehari. Namun jika diperhatikan, aktivitas yang dijalankan memberikan hasil yang berbeda. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, silakan perhatikan dan simak ilustrasi berikut;
Pak Tarjo dan Ibu Minah mempunyai sebidang tanah yang luasnya kurang lebih 1 ha. Lahan tersebut mereka tanami tanaman kentang, kobis dan wortel. Setiap hari mereka berdua selalu mengerjakan tanahnya sendiri tanpa ada tenaga lain yang membantu. Mereka berdua termasuk petani yang ulet dan santun terhadap para tetangganya.
Pagi itu udara terasa sejuk dan matahari keluar tanpa ada gumpalan awan yang menghalangi, sehingga seluruh muka bumi mendapatkan pancaran sinarnya. Karena melihat matahari sudah terbit, beliau berdua bergegas sarapan dan menyiapkan bekal untuk pergi ke kebun merawat tanamannya. Terlihat tanaman kentang yang sudah berumur 40 hari dan mengharuskan di tinggikan tanah yang ada di area tanaman kentang tersebut ”Neras” bahasa jawanya. Pak Tarjo dan Ibu Minah mulai mengambil tanah untuk meninggikan di sekitar tanaman kentang tersebut. Sudah dua hari beliau berdua melakukan perawatan terhadap tanaman kentangnya namun belum juga selesai, sementara terlihat tanaman wortel yang mulai tertutup dengan rumput yang tumbuh di sekelilingnya dan juga tanaman Kobis yang harus di pupuk.
Sewaktu istirahat zuhur, beliau berdua membicarakan mengenai perawatan ketiga jenis tanaman yang mereka tanama tersebut. ”Pak, mosok dah dua hari ”Neras Kentang belum selesai juga....” kata ibu Minah. Pak Tarjo menjawab ”Iya bu, padahal tanaman lain sudah meminta di rawat juga... apa kita sewa tenaga saja ya bu... Cuma kita mau bayar pakai apa?, lha uang aja mepet” kata si bapak. Kemudian si ibu menjawab lagi ”Pak, gimana kalau gini aja, tanaman kentangnya kita menambahkan tanahnya/neras dua tahap sehingga tanaman lain tidak terbengkalai perawatannya. Kita coba saja dulu ya pak.... sepertinya ini akan lebih menyingkat waktu dan tanaman lain juga terawat ” kata ibu... Bapak kemudian mengiyakan usulan dari Ibu ”Ayo bu... sepertinya memang itu lebih cepet”. Beliau berdua akhirnya memulai kembali melakukan perawatan terhadap tanaman kentangnya menggunakan usulan yang Ibu berikan. Karena awalnya yang mereka lakukan adalah dengan langsung meninggikan dan melembutkan tanahnya terlebih dahulu, jadi ada dua kali kerja sebelum meninggikannya.
Terdengar adzan Ashar, maka pak Tarjo juga Ibu Minah bergegas pulang. Beliau berdua sepanjang jalan mengamati tanaman kentang yang baru saaja dirawatnya dan ternyata tinggal sedikit tanaman kentang yang belum di tinggikan tanahnya. Dalam perjalanan pulang beliau bedua sambil bercerita akan tindakan perawatan yang te;lah dilakukannya. Ibu Minah berkata ”pak, tadi perawatannya ternyata menyingkat waktu 1 jam y? Ketimbang cara pertama yang dilakukan... buktinya sekarang tinggal sedikit tanaman yang belum kita rawat....” jawab Bapak ”Betul bu... ternyata lebih cepet dan tenaga kita juga tidakbegitu capek, nich tangan Bapak juga tidak pegel kayak kemarin sore bu... besok kita bisa langsung mencabuti rumput yang mulai menutupi tanaman wortel, supaya wortel tumbuh bagus dan lumayan harganya sekaang mencapai Rp. 5000,- per kg” kata Bapak. Kemudia Ibu menjawab lagi sambil mengeluarkan kata gurauannya ”Wah... lumanyun tuh pak, bisa memperbaiki atap rumah yang bocor...”, jawab Bapak ”Ibu bisa aja.... heheheheh, opo ibu dak mau beli perhiasan besarnya 5kg????” gurau Bapak.
Dari ilustrasi di atas bisa diambil kesimpulan, ternyata setiap aktivitas itu selalu melibatkan ”akal dan emosi/perasaan”. Dimana pada ilustrasi tersebut terlihat antara Pak Tarjo juga Ibu Minah melakukan ”Identifikasi straetgi efektif” untuk menyelesaikan pekerjaan merawat tanaman kentangnya. Terbukti usulan yang diberikan Ibu adalah menjadi cara penyelesaian efektif terhadap tanaman kentang pada waktu itu. Waktu untuk menyelesaikan lebih sedikit namun hasil yang didapatkan lebih banyak tanaman kentang yang terselesaikan dalam tindakan perawatan tersebut.
Kenapa dikatakan sebagai tindakan yang melibatkan ”akal dan emosi/perasaan”???? Terlihat ketika Ibu ”memberikan ususlan dan membandingkan waktu untuk menyelesaikannya” aktivitas ini adalah aktivitas yang melibatkan akal manusia atau menggunakan kemampuan berpikirnya. Kemudian perbandingan yang dilakukan juga menggunakan ”efek terhadap organ tubuh” yang tidak terlalu capek dan tidak menimbulkan rasa pegal/linu. Aktivitas tersebut menggunakan rasa/emosi, dimana Bapak tidak lagi menderita sakit pegal juga linu pada tangan juga seluruh badannya.
Dari ilustrasi di atas merupakan sebuah identifikasi strategi untuk menemukan cara efektif dalam penyelesaian sebuah rutinitas atau aktivitas. Dimana, ketika sudah ditemukannya strategi terbaik, disitulah manusia mendapatkan ilmu baru melalui pengalaman secara langsung atau disebut ”experiential learning”. Pengalaman yang didapatkan setiap harinya selalu berbeda jika mau melakukan penghayatan terhadapnya. Ia bisa datang melalui masalah keluarga, teman, fenomena alam dll. Dan ini merupaka ”guru besar di universitas kehidupan” yang bakal mengantarkan manusia sukse hidup di dunia juga alam setelahnya.
Semoga bermanfaat dan salam hangat
Tari Nusantara
Perjalanan di kebun Paman